Simmel lahir di
Berlin, 1 Maret 1858. Ia mempelajari berbagai cabang ilmu di Universitas
Berlin. Tetapi, upaya pertamanya untuk menyusun disertasi ditolak dan salah
seorang profesornya pernah mengatakan “Kami akan banyak membantunya bila tak
mendorongnya ke arah ini”. Meski proposal pertamanya
ditolak, ia mempertahankan disertasi dan menerima gelar doktor filsafat tahun
1881. Hingga 1914 ia tetap di Universitas Berlin berstatus tenaga pengajar dan hanya menduduki jabatan yang relatif penting sebagai “dosen privat”
dari 1885-1900. Dia
kemudian menjadi dosen yang tak digaji, yang kehidupannya tergantung
pada honor dari mahasiswa.Meski honornya kecil, dalam jabatan ini
kehidupan ekonominya agak baik karena ia seorang dosen yang cerdas dan
menarik banyak mahasiswa yang membayarnya.
Simmel menulis banyak artikel (“The Metropolis and Mental Life”) dan buku The Philosophy of Money. Ia terkenal di kalangan akademisi Jerman,
mempunyai pengikat internasional, terutama di Amerika. Di situ karyanya
berpengaruh besar dalam kelahiran sosiologi. Tahun 1900 ia menerima penghargaan
resmi gelar kehormatan murni dari Universitas Berlin yang tak memberinya status
akademisi penuh. Simmel mencoba mendapatkan berbagai status akademisi, namun ia
gagal meski mendapat dukungan sarjana seperti Max Weber. Salah satu alasan yang
menyebabkan Simmel gagal adalah karena ia keturunan Yahudi, sementara di abad
19 Jerman sedang dilanda paham anti-Yahudi (Kasler, 1985). Begitulah, dalam
sebuah laporan tentang Simmel yang ditulis untuk menteri pendidikan, Simmel dilukiskan
sebagai seorang “Israel tulen dalam penampilan luarnya, dalam sikapnya dan
dalam cara berpikirnya” (Frisby, 1981:25). Alasan lain adalah jenis karya yang
dihasilkan. Banyak artikelnya dimuat di koran dan majalah; yang ditulis untuk
konsumen lebih umum ketimbang untuk sosiolog semata (Rammstedt, 1991). Lagi
pula karena ia tak memegang jabatan akademis reguler ia terpaksa mencari nafkah
melalui ceramah umum. Peminat tulisannya maupun ceramahnya lebih banyak
intelektual publik ketimbang sosiolog profesional dan ini menimbulkan penilaian
yang melecehkan dari rekan seprofesinya misalnya salah seorang rekan sesamanya
mengutuknya karena pengaruhnya terhadap
suasana umum dan terutama terhadap “jurnalisme” (Troeltsch, dikutip dalam
Frisby, 1981:13) kegagalan personal Simmel pun dapat dikaitkan dengan rendahnya
penghargaan akademisi Jerman terhadap sosiologi ketika itu. Tahun 1914 Simmel
akhirnya diangkat sebagai dosen tetap di Universitas kecil (Strasbourg), tetapi
sekali lagi ia merasa sebagai orang asing. Di satu sisi ia menyesal
meninggalkan peminat ceramahnya di Berlin. Istrinya menyurati Max Weber : Georg
meninggalkan peminatnya dalam sedih…. Mahasiswa di Berlin itu sangat simpati
dan setia…. Inilah keberangkatan ke puncak kehidupan” (Krisby, 1981:29). Di sisi
lain Simmel tak merasa menjadi bagian kehidupan dari Universitas barunya itu.
Ia menyurati istri Weber “Hampir tak ada yang dapat kami laporkan, kami hidup …
menyendiri, tertutup, acuh tak acuh, terpencil dari kehidupan luar. Kegiatan
akademis = 0, orangnya… asing dan bermusuhan secara diam-diam.” (Krisby,
1981:32). Perang Dunia I pecah segera setelah Simmel diangkat menjadi dosen di
Strasbourg. Uang kuliah menjadi rumah sakit militer dan mahasiswa ikut
berperang. Demikianlah Simmel tetap menjadi tokoh marginal di dunia akademis
Jerman hingga kematiannya tahun 1918. ia tak pernah mendapat karir akademis
yang normal. Bagaimanapun juga Simmel menarik perhatian sejumlah besar
mahasiswa di zamannya dan kemasyhurannya sebagai seorang sarjana terpelihara
bertahun-tahun.
_________
sumber : http://doktorpaisal.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar